Manajemen Proyek

Pengertian Proyek

Secara umum kata ‘proyek’ biasanya hanya dikaitkan dengan pembangunan gedung, jembatan atau jalan. Pengertian tersebut tidak salah, karena kegiatan tersebut adalah kegiatan yang termasuk dalam kategori proyek. Lalu, apakah pengertian proyek hanya sebatas pembangunan gedung, jembatan dan jalan, atau lebih dari itu?. Dan apa pula yang dimaksud dengan manajemen proyek?.

Berikut ini sekelumit informasi tentang proyek dan manajemen proyek.

1. Menurut Dr.JB. Sumarlin

Proyek adalah unit kegiatan yang direncanakan dan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan akan sesuatu barang atau jasa yang diinginkan

2. Menurut Ir. Sutomo Kayatmo

Proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang mempunyai tujuan tertentu dan mempunyai saat permulaan dan saat berakhir.

3. Menurut A.Koolma dan CJM Van de Schoot

Proyek adalah suatu tugas yang perlu didefinisikan dan terarah ke suatu sasaran yang dituturkan secara kongkrit serta yang harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu dengan menggunakan tenaga manusia yang terbatas dan menggunakan alat-alat terbatas, baru dan rumit sehingga diperlukan suatu jenis pimpinan dan bentuk kerjasama yang tidak seperti biasa.

Suatu proyek adalah suatu usaha sementara, memiliki awal dan akhir ditentukan (biasanya dibatasi oleh tanggal, tetapi dapat dengan mendanai atau kiriman [1]), dilakukan untuk memenuhi sasaran dan tujuan tertentu [2], biasanya untuk membawa perubahan menguntungkan atau ditambahkan nilai. Sifat sementara proyek berlawanan dengan bisnis seperti biasa (atau operasi) [3], yang berulang-ulang, permanen atau semi-permanen bekerja fungsional untuk menghasilkan produk atau jasa. Dalam prakteknya, manajemen dari kedua sistem ini sering ditemukan cukup berbeda, dan dengan demikian memerlukan pengembangan keterampilan teknis yang berbeda dan penerapan manajemen yang terpisah. (Wikipedia)

Pengertian Manajemen

Belum ada definisi yang final,namun bila dipelajari dari beragam literature manajemen mengandung 3 pengertian :

  1. Sebagai suatu proses
  2. Sebagai kolektivitas aktifitas manajemen
  3. Sebagai suatu ilmu

Sejarah manajemen proyek
Tidak ditemukan sumber yang pasti mengenai bagaimana sejarah manajemen proyek yang sebenarnya. Namun, bukti terhadap diimplementasikannya ilmu manajemen proyek sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya piramid raksasa di kota Mesir. Piramida yang secara umum merupakan sebuah bangunan yang berfungsi sebagai makam raja-raja dan juga sebagai sarana tempat peribadahan, merupakan bukti yang paling menakjubkan dari penerapan ilmu manajemen proyek pada masa lalu. Pembangunan piramid yang tidak dilakukan sembarangan membuktikan bahwa desain dari setiap sudut bangunan diperhitungkan dengan sangat teliti. Hampir setiap piramid dibangun dengan memperhitungkan jarak piramid dengan matahari, karena matahari merupakan elemen terpenting bagi kehidupan masyarakat kuno. Pembangunan piramid ini tidak mungkin dapat terlaksana jika tidak ada orang yang melakukan perencanaan, pengorganisasian dan menggerakkan para pekerja serta melakukan pengontrolan dalam pembangunannya. Dan sejarah pun mencatat bahwa bangsa Indonesia juga mempunyai catatan gemilang dalam Manajemen Proyek, salah satunya adalah Borobudur yang dibangun pada kurun waktu antara 760 dan 830 AD pada masa puncak kejayaan wangsa Syailendra di Jawa Tengah.

Sebagai sebuah dispilin keilmuan, Manajemen Proyek dikembangkan dari beberapa bidang aplikasi termasuk didalamnya konstruksi sipil, teknik rekayasa, dan juga aktivitas di bidang HANKAM (pertahanan-keamanan)[5]. Manajemen Proyek telah diterapkan dari awal perabadan manusia. Di antaranya misalnya Vitruvius (1 abad SM), Christopher Wren (1632-1723), Thomas Telford (1757-1834) dan Isambard Kingdom Brunel (1806-1859).[6]

Kemudian baru pada tahun 1900 an Manajemen Proyek dengan proses sistematiknya diterapkan pada proyek rekayasa yang kompleks. Dua tokoh yang fenomenal dari manajemen proyek. Adalah Henry Gantt, disebut ayah dari teknik perencanaan dan kontrol [7], yang terkenal dengan penggunaan tentang Gantt chart sebagai alat manajemen proyek;. dan kemudian Henri Fayol untuk ciptaan-Nya dari 5 fungsi manajemen yang membentuk dasar dari tubuh pengetahuan yang terkait dengan proyek dan manajemen program [8]. Gantt dan Fayol, keduanya adalah mahasiswa Frederick Winslow Taylor untuk memperdalam teori manajemen ilmiah. Karyanya adalah pelopor alat manajemen proyek modern termasuk rincian struktur kerja (WBS – Work Breakdown Structure) dan alokasi sumber daya.

Tahun 1950 menandai awal era Manajemen Proyek modern datang bersama-sama dengan bidang Rekayasa Teknis (Enjinering) sebagai satu kesatuan. Manajemen proyek menjadi dikenal sebagai suatu disiplin ilmu yang berbeda yang timbul dari disiplin ilmu manajemen dengan model rekayasa Di Amerika Serikat [9]. Sebelum tahun 1950-an secara garis besar, proyek dikelola dengan menggunakan Grafik Gantt, sebagai suatu alat dan teknik informal. Pada saat itu, dua model penjadwalan proyek dengan model matematis sedang dikembangkan. Yang pertama adalah Metode Jalur Kritis (CPM – Critical Path Method) yang dikembangkan pada suatu proyek sebagai usaha patungan antara DuPont Corporation dan Remington Rand Corporation untuk mengelola proyek-proyek pemeliharaan tanaman. Dan yang kedua adalah “Evaluasi Program dan Tinjauan Teknik” (atau PERT – Program Evaluation and Review Technique), dikembangkan oleh Booz Allen Hamilton sebagai bagian dari Angkatan Laut Amerika Serikat (dalam hubungannya dengan Lockheed Corporation) dalam pengembangan Program rudal kapal selam Polaris; Perhitungan teknik matematis ini kemudian cepat menyebar ke perusahaan-perusahaan swasta untuk diterapkan. Dalam waktu yang sama, model penjadwalan-proyek juga sedang dikembangkan, teknik menghitung biaya proyek, manajemen biaya, dan ekonomi teknik terus berkembang, dengan kepeloporannya oleh Hans Lang dan lain-lain.

Pada tahun 1956, American Association of Cost Engineers (AACE), yang sekarang disebut AACE Internasional; Asosiasi Internasional untuk ahli Teknik Biaya yang pada awalnya dibentuk oleh praktisi manajemen proyek dan spesialisasi terkait dengan perencanaan dan penjadwalan, perkiraan biaya , dan pengenadalian jadwal proyek (Pengendali Proyek – Project Control). AACE terus bekerja sebagai perintis dan pada tahun 2006 pertama kali merilis proses yang terintegrasi untuk manajemen portofolio, program dan proyek (Total Cost Management Framework). AACE meneawarkan beberapa sertifikasi seperti CCE, PSP dan lain sebagainya.

Pada tahun 1967, International Project Management Association (IPMA) didirikan di Eropa, sebagai sebuah federasi dari beberapa asosiasi manajemen proyek nasional. IPMA memelihara struktur federal hari ini dan sekarang termasuk asosiasi anggota pada setiap benua kecuali Antartika. IPMA menawarkan Sertifikasi Tingkat Empat program yang berdasarkan Baseline IPMA Kompetensi (ICB). ICB ini mencakup kompetensi teknis, kompetensi kontekstual, dan kompetensi perilaku.

Pada tahun 1969, Project Management Institute (PMI) dibentuk di Amerika Serikat.PMI menerbitkan buku Panduan yang sering disebut dengan PMBOK Guide (Project Management Body of Knowledge Guide), yang menggambarkan praktek manajemen proyek yang umum untuk “hampir semua proyek dan hampir semua waktu”. PMI juga menawarkan beberapa sertifikasi seperti PMP, CAMP dan lain sebagainya.

Di Indonesia sendiri Manajemen Proyek berkembang pada era tahun 1970-1990 an diawali dengan semakin banyaknya berkembang proyek-proyek infrastruktur yang banyak memerlukan profesional di bidang Manajemen Proyek. Salah satunya yang berdiri pertama kali adalah Project Management Institut Chapter Jakarta (yan sekarang disebut PMI – Indonesia). PMI Indonesia didirikan pada tahun 1996 dan merupakan organisasi yang didedikasikan untuk meningkatkan, konsolidasi dan penyaluran manajemen proyek Indonesia dan bekerja untuk pengembangan pengetahuan dan keahlian untuk kepentingan semua stakeholder. Organisasi ini adalah salah satu cabang dari Project Management Institute (PMI), sebuah organisasi, nirlaba profesional di seluruh dunia terkemuka.

Dan pada tanggal 16 Juli 1999 didirikanlah Ikatan Ahli Manajemen Proyek Indonesia (IAMPI) yang merupakan asosiasi dari para Ahli Manajemen Proyek Indonesia dan didirikan di Jakarta, sebagai salah satu asosiasi profesi anggota LPKJ. Lembaga IAMPI ini juga menawarakan sertifikasi yang betaraf nasional di Indonesia.

Dan terakhir adalah lembaga ITAPPI (Ikatan Tenaga Ahli Pengendali Proyek Indonesia) yang didirikan pada tahun 2008 dan merupakan organisasi profesional dengan bidang pengendali proyek (Project Control).

Pengertian Manajemen Proyek
Suatu cara memberikan pimpinan yang sedemikian baru dan rumitnya, sehingga mutlak diperlukan bentuk-bentuk kerjasama yang berbeda dari biasanya dan seringkali bersifat hierarki.

Contoh dari proyek baru dan rumit yang memerlukan manajemen proyek :

  1. Perjalanan ke bulan
  2. Perkembangan computer
  3. Perkembanagan pembelahan inti atom

Manajemen proyek adalah disiplin dari perencanaan, pengorganisasian, dan pengelolaan sumber daya untuk menyelesaikan proyek.

Batasan Proyek

Sebuah proyek harus memiliki  batasan yang dijelaskan dengan cirri khas seperti :

  1. Sasaran digambarkan dengan jelas
  2. Diarahkan untuk perubahan dan pembaharuan
  3. Waktu awal dan akhir
  4. Lintas disiplin
  5. Jumlah tenaga yang terbatas
  6. Peralatan yang terbatas
  7. Anggaran biaya yang ditetapkan dan diawasi
  8. dll

Syarat-syarat dasar yang harus dipenuhi dalam sebuah proyek

  1. Pelimpahan kewenangan
  2. Perencanaan waktu dan biaya serta factor produksi lainnya
  3. Persetujuan dari yang berkepentingan
  4. Melibatkan orang yang berkompeten
  5. Menyediakan informasi bagi yang berkepentingan
  6. Pemimpin disertai tugas dan batas wewenang

Pembagian Proyek

1. Berdasarkan lingkungan :

– Intern atau ekstern

– Terpusat atau tidak terpusat

2. Berdasarkan kegiatan :

–  Lembaga kebudayaan & pendidikan

–  Lembaga multi nasional

–  Pemerintahan

–  Keagamaan

Batasan manajemen proyek

Dalam manajemen proyek tidak bisa mengandalkan aturan-aturan dan prosedur yang telah ada. Pemimpin proyek berserta seluruh jajarannya berhadapan dengan situasi baru dank has serta memerlukan kerjasama untuk mencapai sasaran yang bersifat sementara.

Dampak proyek terhadap biaya perkembangan, usia pemakaian dan hilangnya nilai

Sebagai akibat dari perubahan dalam produk, maka alat-alat produksi termasuk hal-hal yang bukan materi seperti pengetahuan tentang computer nilainya hilang dalam waktu singkat bahkan kadang-kadang sebelum waktunya. Sebaliknya untuk produk yang perkembangannnya memakan waktu menyebabkan biaya semakin meningkat. Untuk menutupi biaya ini seolah-olah dipaksakan melalui penemuan tekonologi baru.

Jenis mobil baru serta masuknya televisi berwarna, mengakibatkan turunnya nilai mobil serta pesawat televisi hitam-putih. Demikian pula yang terjadi dengan computer pada setiap generasi produk.

Pemimpin proyek

Dalam manajemen tradisional, pimpinan biasanya diserahkan kepada orang yang paling ahli dalam hal teknis. Dalam manajemen modern seorang pimpinan tidak diharuskan orang yang paling menguasai teknis, tapi lebih ditekankan pada kemampuan untuk memimpin tenaga-tenaga yang ada , termasuk yang paling ahli sekalipun. Hal ini perlu mendapatkan perhatian, karena untuk memimpin perlu sill tersendiri kendati pengetahuan teknis bisa semakin menunjang kepemimpinannya.

Seleksi pemimpin proyek

Untuk menentukan pilihan siapa yang layak memimpin sebuah proyek, pada umumnya dilakukan pendekatan melalui 4 norma, meliputi :

  1. Pengetahuan
  2. Pengalaman,
  3. Keahlian
  4. Kepribadian

Berdasarkan hasil evaluasi , ternyata seorang calon pemimpin proyek yang minim pengalaman seringkali lebih memiliki bobot kepemimpinan yang lebih pada aspek pengetahuan dan pengalaman daripada keahlian dan kepribadian. Sedangkan calon yeng berpengalaman lebih menonjol pada aspek keahlian dan kepribadian.

Pemimpin proyek yang belum berpengalaman biasanya berupaya untuk sekedar tidak menyalahi aturan, sedangkan yang berpengalaman lebih berani mengambil keputusan yang inovatif serta kesediaannya melimpahkan wewenang.

Tugas, wewenang dan tanggungjawab Pemimpin Proyek

Yang harus diperhatikan seorang pemimpin proyek sebelum bersedia menerima jabatan adalah :

  1. Apakah jangka waktu memadai untuk menyelesaikan proyek
  2. Apakah ada anggaran tetap, dan kemungkinan melampaui anggaran, apa wewenangnya
  3. Sejauh mana kewenangannya menyangkut biaya operasional seperti, gaji, peralatan, bahan dll
  4. Peralatan yang tersedia apakah sudah memadai
  5. Bagaimana pertanggungjawabannya

Tuntutan terhadap Pemimpin Proyek

Seorang pemimpin proyek harus mampu memenuhi beberapa ketentuan sebagai berikut :

  1. Dinamis, optimis penuh keyakinan
  2. Aktif, gigih
  3. Berwawasan dan imajinatif
  4. Luwes penuh pertimbangan dan analitis
  5. Kreatif, penuh kepastian ide dan tindakan
  6. Sabar, pantang menyerah
  7. Tekun dan terus bertindak
  8. Bijaksana serta tidak gegabah

Bidang utama manajemen proyek

  1. Memahami sifat dan ciri khas proyek
  2. Memahami rencana dan tujuan proyek yang paling khusus, paling rawan, dan paling kritis, agar dapat mengantisipasi lebih dini dan tepat
  3. Merencanakan pelaksanaan proyek
  4. Menentukan penggunaan peralatan sesuai dengan kebutuhan proyek
  5. Melakukan control dan perbaikan
  6. Memahami dan mengembangkan kealitas pribadi yang semestinya dalam kapasitasnya sebagi pemimpin proyek
  7. Memahami dan melaksanakan peran manajer proyek secara komprehensif

Fungsi Manajemen Proyek

  1. Merencanakan (planning)
  2. Melaksanakan (do)
  3. Mengorganisir (organizing)
  4. Mengkoordinir (coordinating)
  5. Mengendalikan (controlling)
  6. Memimpin (leading)

Manajemen SDM dalam Proyek

Faktor SDM (Sumber Daya Manusia) dalam setiap aktivitas manajemen selalu memiliki pengaruh yang menentukan. Oleh karenanya masalah SDM perlu mendapat perhatian khusus, meskipun bukan berarti factor lainnya seperti keuangan, peralatan, lingkungan dan lain-lain menjadi tidak penting.

Secara garis besar dalam kaitannya dengan manajemen yang berpengaruh langsung terhadap SDM tersebut seperti :

1. Produktivitas

Produktivitas seseorang dipengaruhi oleh pendidikan, kemampuan, keahlian, peralatan, lingkungan dan lain sebagainya.

2.  Motivasi

Motivasi seseorang banyak dipengaruhi oleh kebutuhan atau kepentingan pribadi, jenis pekerjaan, lingkungan dan pola-pola harapan

Produktivitas

Yang paling berpengaruh terhadap produktivitas adalah :

  1. Motivasi
  2. Prestasi
  3. Pengetahuan
  4. Pengalaman
  5. Bakat dan minat
  6. lingkungan kerja
  7. Kebutuhan individual

Motivasi dan Organisasi

Motivasi berasal dari kata “motif”, yang artinya “sebab-musabab” atau hal-hal yang membuat orang bergerak. Dan semua itu didorong oleh harapan dan keinginan untuk mencapi tujuan tertentu. Khusus untuk menelaah masalah motivasi ini kiranya beberapa hal berikut ini bisa membantu untuk memahami motivasi secara lebih komprehensif :

Manusia rasional ekonomis dan social

Konsep manusia sebagai makhluk rasional-ekonomis melahirkan  teori manajemen ilmiah, dimana manusia dipersepsikan hanya memilki motif imbalan uang.

Sedangkan sebagai amkhluk social, konsep manajemen dibangun atas dasar bahwa keberadaan manusia yang satu tidak bisa terlepas dari pengaruh manusia lainnya, motivasi tidak berdiri sendiri malainkan saling pengaruh-mempengaruhi

Untuk mengetahui lebih jauh terhadap perbedaan dua pandangan tersebut dapat dilihat pada poin berikut ini :

Manusia  Rasional Ekonomis

– Digerakkan rangsangan ekonomis

– Perlu otoritas & pengawasan

– Upah jadi nukuran satu-satunya

– Kerja berdasarkan perintah dan motif upah besar

– Individualis

– Bekerja untuk dirinya sendiri

– Hanya termotivasi oleh uang

Manusia Sosial

 – Digerakkan kebutuhan sesama

– Tidak terlalu memerlukan pengawasan

– Semangat kelompok (kerjasama)

– Imblan uang bukan segala-galanya

– Kepentingan social lebih utama

– Kolektivitas

– Bekerja berorientasi kelompok

Urutan Kebutuhan Manusia

1. Perwujudan diri

2. Ke-akuan (harga diri sendiri  X harga diri orang lain)

3. Kontak Sosial

4. Keamanan

5. Kebutuhan Fisiologis

Pekerjaan dan Lingkungan Kerja

1.  Lingkungan fisik

2. Status individual

3. Kepastian dan jaminan perusahaan

4. Peraturan yang jelas

5. Petunjuk dan prosedur kerja

6. Kepemimpinan

7. Gaji

Pola harapan

1. Prestasi

2. Kekuasaan, pangkat, jabatan

3. Kontak social (bertemu & berkelompok)

Regu proyek dan perilaku kelompok dalam organisasi

1. Teori pembentukan kelompok berdasarkan proximity (kedekatan). konsep dari teori kedekatan ini bertumpu pada kedekatan ruang dan daerah ( spatial and geographical proximity)

2. Teori berdasarkan aktivitas, interaksi dan setimen, yaitu semakin banyak aktivitas akan semakin banyak interaksi dan selanjutnya semakin banyak sentimen yang bisa untuk saling dipahami satu sama lain.

3. Teori keseimbangan ( a balance theory of group formation), yaitu seseorang tertarik kepada orang lain atas dasar kesamaan sikap dalam menanggapi suatu tujuan yang relevan satu sama lain

4. Teori pertukaran (exchange theory), yaitu sama dengan teori motivasi yang bertumpu pada pertukaran yang saling menguntungkan

5. Teori alasan praktis ( practicalities of group formation), yaitu pembentukan kelompok yang didasarkan pada alasan praktis seperti : ekonomi, keamanan, kekuasaan, dll

berdasarkan beberapa teori tersebut, pembentukan dapat terjadi bila  :

1 Ada dua orang atau lebih

2 Interaksi satu sama lain

3 Saling membagi tujuan yang sama

4 Melihat diri sebagai bagian dari suatu kelompok

Bentuk-bentuk kelompok

1. Kelompok primer

Adalah kelompok yang menjadi dasar dalam pembentukan sifat sosial dan cita-cita individu.

Bisa juga disebut small group (kelompok kecil) , meskipun secara teknik dibedakan. kalau kelompok kecil mengacu pada kuantitas (jumlah), sedangkan kelompok primer selain jumlah yang kecil juga didasarkan pada keakraban, kebersamaan, loyalitas dan memiliki pandangan yang sama.

2. Kelompok formal dan informal

Kelompok formal adalah kelompok yang dengan sengaja dibentuk untuk melaksanakan tugas tertentu, seperti panitia, komite, tim, dll

Kelompok infromal adalah kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya tarik  dan kebutuhan seseorang

3. kelompok terbuka dan tertutup

Kelompok terbuka secara kontinue tanggap terhadap perubahan dan pembaharuan.

Kelompok tertutup lebih mengedepankan kestabilan daripara perubahan dan pembaharuan

Perbedaan kedua jenis kelompok tersebut didasarkan pada aspek :

1. Perubahan anggota kelompok (anggotanya bebas keluar atau menerima anggota baru atau terbatas)

2. Kerangka referensi ( membuka wawasan seluas-luasnya terhadap al-hal yang baru atau referensi terbtas)

3 Perspektif waktu (orientasi waktu dekat, sekarang atau waktu yang panjang baik masa lalu maupun masa mendatang)

4 Keseimbangan (menekankan kedinamisan atau kestabilan)

Terlibatnya seseorang pada suatu proyek  menyangkut :

  1. Sifat-sifat khusus kaitan kerjasama
  2. Sikap terhadap teman sekerja, pimpinan dan pekerjaan
  3. Cara memberikan pimpinan dalam proyek
  4. Struktur yang paling bermakna bagi proyek

Pada awalnya kelompok kerja terbatas untuk urusan kerja, namun pada perkembangannya cakupannya meluas meliputi :

  1. Sturktur pekerjaan
  2. Sasaran dan norma untuk mencapainya
  3. Kepemimpinan serta hubungan kerjasama intern dan ekstern

Regu kerja sebagai kesatuan kerja yang mandiri

Meskipun setiap regu merupakan satu kesatuan dengan regu lain, tapi dalam hal pendalaman setiap regu merupakan kesatuan yang mandiri yang bisa  membuat tatanan sendiri dengan tetap mengacu pada aturan yang berlaku serta tujuan dari proyek secara keseluruhan.

Kerjasama yang dinamis

Dalam melakukan kerjasama tidak selalu terpancang pada pola hubungan yang sudah ada, namun diupayakan selalu berkembang mengikuti kebutuhan proyek yang demikian kompleks.

Beberapa tugas anggota regu yang perlu mendapat perhatian dalam kerjasama :

  1. Setiap anggota regu harus mengerti permasalahan , akibta yang ditimbulkan serta alternative pemecahannya
  2. Setiap anggota kelompok harus membangun kesadaran untuk memberikan sumbangsih  terhadap kelompoknya
  3. setiap anggota kelompok saling memahami potensi masing-masing anggota yang bisa diberikan untuk keperluan kelompok

Pola keterkaitan anggota regu dalam kerjasama :

  1. Penerimaan posisi, tugas dan wewenang yang berbeda
  2. Komunikasi yang baik
  3. Sasaran yang terintegrasi

Pengendalian kelompok :

  1. Pemimpin harus menguasai karakter, potensi serta aspek linnya dari setiap kelompok dalam proyek
  2. Memiliki konsep bagimana membangun antar kelompok sehingga menjadi suatu kerjasama yang efektif dan efisien
  3. Memotivasi semua kelompok sesuai dengan kapasitas tugas dan wewenangnya masing masing agar selalu terarah dan kompak dalam bekerja

Kepemimpinan dan kelompok :

  1. Kepemimpinan teknik (selalu mengikuti perkembangan teknis pekerjaan)
  2. Kepemimpinan instrument (mengendalikan agar selalu terarah)
  3. Kepemimpinan social (menjaga iklim hubungan antar anggota yang harmonis)

Sumber bacaanManajemen Proyek – A. Koolma dan CJM van de schoot, Manajemen proyek – Ir. Mahendra Sultan Syah, Mangenal Manajemen Proyek – Drs. Tarsis Tarmudji, Manajemen Sumber Daya Manusia- Gary Dessler, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia –  T. Hani Handoko, Pengedalian Sosial – J.S. Roucek, http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_proyek

e-Book Catatan Kecil Manajemen Proyek selengkapnya: disini